Petrokimia Gresik Kantongi Laba Rp 1,15 T di 2020

 Petrokimia

Jakarta - 

Petrokimia Gresik menutup akhir tahun sesuai target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020. Kuantum produksi pupuk Petrokimia Gresik mencapai 4,79 juta ton atau 104% dari RKAP 2020 yakni 4,6 juta ton. Sedangkan untuk produksi non-pupuk mencapai 3 juta ton atau 105% dari RKAP 2020 yakni 2,8 juta ton.

"Walaupun sebagian pabrik telah berusia lebih dari 25 tahun, melalui berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan, Petrokimia Gresik berhasil menjaga produktivitasnya tetap optimal," ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangan tertulis, Jumat (8/1/2021).

Ia mengatakan pabrik tersebut menjadi salah satu tantangan strategis perusahaan saat ini. Di samping tantangan strategis lainnya, seperti kondisi ekonomi-politik global, kurs dollar, pasokan dan harga gas bumi, pengalihan subsidi pupuk, dan sebagainya.

Untuk kinerja penjualan, Petrokimia Gresik mencatat penjualan pupuk bersubsidi, pupuk non-subsidi dan non-pupuk sebesar 7,1 juta ton atau 108% dari RKAP. Sedangkan untuk kinerja keuangan, total pendapatan mencapai Rp 27,3 triliun atau 103% dari RKAP, dan membukukan laba Rp 1,15 triliun atau 96% dari RKAP (unaudited).

"Alhamdulillah, walaupun di tengah wabah COVID-19, secara umum Petrokimia Gresik masih mampu memberikan kinerja yang baik dan tetap berkontribusi positif bagi negara," tandas Dwi Satriyo.

Menurutnya, capaian kinerja perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia ini juga tidak lepas dari pertumbuhan sektor pertanian nasional. Seperti diketahui, pertanian menjadi salah satu sektor yang berhasil tumbuh di tengah banyak sektor lain mengalami perlambatan akibat wabah COVID-19.

Dwi Satriyo mengatakan tahun 2021 merupakan masa transisi karena dampak wabah COVID-19 masih akan terasa. Petrokimia Gresik tetap berkomitmen untuk mendukung pemenuhan alokasi pupuk subsidi nasional sesuai penugasan pemerintah, sekaligus memperkuat posisi perusahaan di pasar komersil, baik domestik maupun ekspor.

"Selain penugasan pemerintah melalui pupuk subsidi, Petrokimia Gresik juga memperkuat penetrasi pasar pupuk komersil," tandas Dwi Satriyo.

Kekuatan Petrokimia Gresik di sektor pupuk komersil adalah kemampuan dalam memenuhi kebutuhan spesifik konsumen, baik spesifik lokasi maupun komoditi. Dwi Satriyo pun mengaku optimistis Petrokimia Gresik mampu memperluas pangsa pasar pupuk komersil, terutama untuk jenis pupuk NPK di mana perusahaan memiliki kapasitas 2,7 juta ton per tahun.

Selain itu, Petrokimia Gresik juga telah berpengalaman hampir 20 tahun dalam memproduksi dan memasarkan lebih dari 40 formulasi pupuk NPK. Tidak hanya produk pupuk, Petrokimia Gresik juga memiliki rangkaian produk lainnya seperti benih, pembenah tanah, dekomposer, probiotik, serta didukung anak perusahaan (Petrosida Gresik dan Petrokimia Kayaku) yang memiliki kompetensi dalam pengendalian hama.

"Sehingga pengawalan Petrokimia Gresik sangat lengkap, sesuai dengan asanya untuk menjadi solusi bagi sektor agroindustri," ujarnya.

Lebih lanjut pada tahun 2021, ada tiga poin strategis yang Dwi Satriyo sampaikan. Pertama, Pupuk Indonesia akan memproduksi jenis pupuk Phonska subsidi baru dengan formula 15-10-12 yang akan menggantikan Phonska subsidi formula 15-15-15. Ini merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi pupuk bagi pertanian.

Kedua, Petrokimia Gresik mulai memberikan pendekatan berbeda untuk pola pemupukan berimbang, yaitu mengubah pupuk NPK Phonska menjadi NPK Phonska Plus. Sehingga pola pemupukan berimbang 5:3:2 akan menjadi Petroganik (500 kg), NPK Phonska Plus (300 kg), dan Urea (200 kg) untuk setiap hektar sawah.

Ketiga, pemerintah berencana akan menambah jenis pupuk bersubsidi tahun 2021 yakni pupuk organik cair dengan nama Phonska Oca. Pupuk ini merupakan produk inovasi dari Petrokimia Gresik yang merupakan gabungan antara pupuk majemuk NPK dan pupuk organik dalam bentuk cair, dengan kandungan C-Organik minimal 6%, unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan diperkaya unsur mikro serta mikroba yang sangat bermanfaat untuk tanaman.

Dengan demikian, Phonska OCA dapat menjadi solusi praktis bagi petani. Kandungan pupuk majemuk ini berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan pupuk organik dapat memperbaiki kandungan hara pada tanah.

"Kami berharap pupuk-pupuk produksi Petrokimia Gresik dapat menjadi andalan petani secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani-petani serta menegaskan area Jawa-Bali sebagai sentra produksi pangan nasional," tutupnya.

sumber:https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5325644/petrokimia-gresik-kantongi-laba-rp-115-t-di-2020?_ga=2.139499189.72765368.1610420007-2136071581.1607579185


Share:

Arsip Blog

Recent Posts